Kamis, 20 Januari 2011

Selasa, 18 Mei 2010 , 13:20:00 Ingin Seperti Andrea Hirata, Dorong Penulis Muda Terus Berkarya

Berprestasi tak melulu harus jago matematika, IPA, dan ilmu sains lainnya. Berprestasi tak mesti juga harus jago seni dan olahraga. Vinny Marviani punya prestasi sendiri di bidang sastra. Siswi kelas 7 SMP Immanuel Pontianak ini menelurkan buah karya pertamanya ’30 cm di antara Kita’.

EFPRIZAN RZEZNIK
* Pontianak

AULA Gereja Kristen Kalimantan Barat di Jalan Gajahmada ramai Sabtu (15/5) itu . Ada kegiatan pekan pendidikan di sana. Di depan aula terdapat meja memanjang dan tumpukan buku yang ditumpuk acak. Dibuat semenarik mungkin untuk memikat mata.Di situ, duduk Vinny Marviani didampingi guru pembimbingnya. Beberapa murid SMP Immanuel mengantre untuk mendapatkan tanda tangan penulis buku.Vinny membubuhkannya di halaman pertama. Itu adalah hari peluncuran bukunya yang pertama, ’30 cm di antara Kita’. Itu juga merupakan buku pertama yang diterbitkan penerbit independen Tiranus. Penerbit yang dikelola oleh sekolah Kristen Immanuel.
Ada 10 cerita pendek di dalam buku bersampul hijau muda ini. Isinya, seputar kehidupan dari sudut pandang gadis cilik berusia 13 tahun ini. Sekolah, persahabatan, keluarga, menjadi tema menarik yang diceritakannya dalam buku itu.Semangat pantang menyerah meraih impian menjadi esensi pada cerita yang menjadi judul buku ini. ”Terus berusaha dalam keterbatasan. Walau tidak tinggi tapi berprestasi dalam bermain basket,” katanya menceritakan isi cerpen ’30 cm di antara Kita’.Vinny mengaku, ksenangannya menulis dilakukan sejak kecil. Saat masih dibangku sekolah dasar. Menjadi penulis sekaliber Andrea Hirata, menjadi cita-citanya.
”Saya sangat suka buku tetralogi Laskar Pelangi. Saya mengimpikan untuk menjadi penulis sperti dia,” katanya. Kelak, Vinny berencana membuat sebuah novel. ”Masih ditulis,” katanya tersenyum.Tidak ada waktu khusus bagi dara kelahiran Pontianak, 10 Maret 1997 ini untuk menulis. ”Mengalir begitu saja,” katanya. Di waktu luangnya saat sekolah pun, ketika ide melintas, Vinny langsung mengambil buku catatan hariannya untuk menuangkannya.Kepada teman-temannya yang juga hobi menulis, dia menyarankan untuk memublikasikannya. ”Kalau belum bisa dibukukan, bisa kirim ke majalah-majalah atau koran,” katanya. ”Jangan pernah putus asa ketika tulisannya tidak dimuat.”
Dalam peluncuran buku tersebut, hadir pula Ketua DPRD Kota Pontianak Hartono Azas. ”Cerita yang memotivasi dan menarik,” puji Hartono akan buku pertama Vinny itu. Dia berharap agar Vinny terus berkarya dan dapat menularkan prestasinya itu ke rekan-rekan sebayanya.Kepala SMPK Immanuel Martin T Teopilus mengatakan, dewasa ini pelajaran Matematika dan IPA sering menjadi tolok ukur kepintaran seorang siswa.”Anak–anak yang memperoleh nilai yang tinggi dalam mata pelajaran  MIPA akan disebut pintar. Tapi bagaimana dengan anak-anak yang jago di bidang lain dan memiliki kecerdasan kinestetik atau kecerdasan bahasa yang dominan?” katanya.Menurutnya, salah satu misi SMPK Immanuel adalah membimbing siswa untuk mengenal, menghargai dan mengembangkan diri secara optimal dan menyeluruh atau holistik.
Perhatian pembinaan tidak hanya dicurahkan pada bidang MIPA saja, namun juga pada bidang–bidang lain seperti pembinaan mental spiritual, pengembangan minat bakat di dalam kegiatan seni dan olah raga termasuk kemampuan menulis siswa.Martin menegaskan, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah dipelajari di ruang kelas, perlu mendapat dukungan dan saluran yang tepat agar dapat berkembang. Salah satunya adalah mempublikasikan hasil karya tulis para siswa yang baik.“Ini Sebagai langkah awal, untuk mendorong pengembangan potensi siswa dan kesadaran akan hak atas kekayaan intelektual kami menerbitkan cerpen ini. Ke depan, kami mendorong siswa lainnya untuk membukukan karyanya. Bisa dalam bentuk sastra lainnya seperti kumpulan puisi,” katanya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar